Adil Sesuai Porsinya

      Saya sering berchit-chat dengan suami masalah macam-macam. Semalam, kami juga sempat mebahas banyak hal, salah satunya bagaimana memberikan sesuatu yang adil. ada sedikit perbedaan (walaupun intinya sebenernya sama saja) atas definisi adil menurut saya dan suami. Suami saya bilang sesuatu itu bisa dibilang adil bila sudah sesuai dengan porsinya. Sedang saya bilang, porsi keadilan setiap orang berbeda-beda, dilihat dari sisi masing-masing orang juga.
      Baru saja, beberapa dari mahasiswa saya komplain ke saya atas perolehan nilai mereka. Intinya ya tidak sesuai dengan harapan mereka lah. menyambung tema tulisan saya, saya sudah berusaha adil dengan memberikan nilai sesuai porsi yang mereka dapatkan, dengan memakai kacamata kuda (pura-pura ga ngeh ini yang punya nilai siapa) saya tulis nilainya sesuai dengan apa yang mereka kerjakan...walaupun tetap saja, ada perasaan ga tega. kalaupun ada tambahan nilai,akan saya berikan untuk semua. Tapi ya itu masih saja saya jadi manusia jahat rupanya...:)
    Ini alasan kenapa saya bilang konsep keadilan itu tetap saja tidak bisa dilihat dari porsinya. setiap orang mengukur porsinya measing-masing dengan cara yang beda, termasuk saya. cukuplah saya ke kampus dengan "si kuning" kesayangan saya, tapi yang lain belum tentu (contohnya kok aneh yaaa). Intinya manusia tidak akan dapat mengukur dan menjalankan keadilan dengan cara yang benar-benar tepat. Hanya satu yang mampu, Allah SWT.

p.s: buat mahasiswaku, belajar lagi. nilai bukan segala-galanya dalam kehidupanmu. pembelajaran itu sendirilah yang terpenting. nilai adalah bonus dari ilmu.

Twitter Facebook Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hosted Desktop